Memperingati Hari Kusta Sedunia bersama NLR dan Kementerian Kesehatan Indonesia

Memperingati Hari Kusta Sedunia bersama NLR dan Kementerian Kesehatan Indonesia

Tanggal 28 Januari kemarin diperingati sebagai Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kusta terbesar ke-3 sedunia setelah India dan Brazil, rasanya memang harus terus bergerak untuk mengurangi angka penularan dan stigma di masyarakat. Dalam rangka World Leprosy Day tersebut, Ruang Publik KBR tanggal 30 Januari 2024 kemarin menghadirkan Ibu Hana Krismawati, M. Sc seorang pegiat Kusta dan analis kebijakan dari Pusat Sistem dan strategi kesehatan Kementerian Indonesia dan Agus Wijayanto, MMID, Direktur eksekutif NLR Indonesia.

Di Indonesia stigma terhadap penderita kusta masih tinggi. Untuk sejalan dengan tema World Leprosy Day tahun ini yaitu, unity, act and eliminate, diharapkan masyarakat Indonesia bisa bersatu dan beraksi bersama untuk menghapus Kusta. Dibutuhkan peran serta seluruh masyarakat untuk menghapus Kusta di Indonesia, termasuk menghapus stigma tentang OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta) di Indonesia.

Unity, Act and Eliminate

Salah satu lembaga di Indonesia yang aktif bergerak dalam membantu mengurangi angka Kusta adalah NLR Indonesia. NLR Indonesia juga aktif bergerak memberikan edukasi di daerah-daerah yang memiliki angka penderita Kusta cukup tinggi, untuk membantu menghapus stigma dan memberikan pendampingan bagi para OYPMK agar tetap bisa berperan aktif di masyarakat.

Sebagai pegiat Kusta, Bu Hana membuka fakta yang mencengangkan. Kata Bu Hana

“Jawa Tengah dan Jawa Timur menyumbang angka cukup tinggi dalam jumlah OYPMK yang tercatat di kementerian Kesehatan. Meskipun angka persentasenya cukup rendah dibandingkan NTT dan wilayah lain di luar Jawa, namun secara nominal masih ada 1.000 lebih angka OYPMK yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur”.

Jadi faktor ekonomi dan pendidikan bukan hanya menjadi satu-satunya faktor yang turut serta membuat angka penularan Kusta cukup tinggi. Terbukti di pemetaan wilayah endemis, Pulau Jawa yang memiliki fasilitas kesehatan dan pendidikan yang lebih mumpuni dibanding wilayah lain pun masih menyumbang angka cukup tinggi. Untuk itu, Bapak Agus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut menyuarakan bahwa kusta bisa sembuh dan hanya menular melalui kontak fisik cukup erat dengan penderita.

Lebih lanjut bu Hana mengajak para peneliti dan akademisi di Indonesia untuk turut aktif melakukan kajian dan penelitian tentang Kusta. Dibandingkan negara lain, akademisi di Indonesia masih sedikit yang mau meneliti dan bersama-sama berjuang untuk menurunkan angka penderita dan penyebaran kusta.

Dengan peringatan Hari Kusta Sedunia ini diharapkan mampu mengajak lebih banyak masyarakat untuk bersatu dan bergerak, beraksi mengeliminasi angka kusta di Indonesia dan merangkul para OYPM untuk dapat tetap berperan aktif di masyarakat, seperti yang telah dilakukan oleh NLR Indonesia.

Mendidik Generasi Perempuan Merdeka Dengan Budaya Diskusi

Paket internet cepat

Mendidik Generasi Perempuan Merdeka Dengan Budaya Diskusi

“Bund, tadi di TV ada berita perempuan bunuh diri di makam ayahnya. Bunda sudah tahu belum? Itu masalahnya apa sih, Bund? Kok kasihan sekali…” Pertanyaan yang dilontarkan anakku beberapa waktu lalu membuat eyang putrinya kaget. Bagaimana tidak, bocah kembarku yang belum genap berusia 12 tahun itu begitu ringannya membicarakan kasus bunuh diri, pemerkosaan, pelecehan seksual maupun berita menghebohkan lainnya sebagai bahan diskusi di meja makan.

Diskusi semacam ini bukan pertama kalinya di rumah kami. Semua isu-isu viral dan sensitif kami bahas dan diskusikan untuk membangun kemerdekaan berpikir anak-anak. Meskipun mereka anak perempuan, kami memberikan mereka akses yang sama merdekanya dengan kaum laki-laki di luar sana. Mereka bebas berpendapat, bebas bertanya tentang apa saja, bahkan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang dianggap tabu sekalipun tanpa ada penghakiman dari kami.

Membangun budaya diskusi di keluarga kami adalah bagian dari mendidik anak-anak perempuan yang merdeka. Suatu hari nanti, anak-anak kami akan menjadi ibu. Kami ingin mereka menjadi ibu berdaya, yang memiliki pikiran yang terbuka, merdeka untuk berkarya, berpendapat dan berpartisipasi dalam masyarakat. Itu kenapa kami tidak pernah membuat mereka risih ketika mereka memiliki inisiatif, turut berpartisipasi dalam diskusi, maupun sekedar bertanya tentang apa saja.

ibu berdaya

Membangun Budaya Diskusi Dimulai Dari Hal Viral

Pernah suatu hari mereka melihat potongan berita tentang kasus kekerasan dalam rumah tangga yang sedang viral yang dialami artis dangdut LK dan RB. Berita yang cukup bikin gemas para netizen ini pun tak luput dari diskusi meja makan keluarga kami. Anak-anak bertanya, kenapa ada laki-laki yang tega memukul istrinya sendiri. Mereka heran, bukankah yang namanya istri itu biasanya salah satu orang yang disayangi.

Tak berhenti sampai disitu saja. Diskusi bisa meluas dan merembet ke mana saja. Bahkan anak-anak bertanya tentang cerita bagaimana dulu kami memutuskan bahwa orang yang akan kami nikahi adalah orang yang tepat.
“Bagaimana bunda bisa yakin kalau ayah adalah laki-laki yang bisa memberi bunda kebebasan seperti yang bunda mau?”
Melalui cerita, pertanyaan dan diskusi semacam ini menjadi sarana bagi kami memberikan nasihat-nasihat bijak tanpa mereka merasa sedang dinasihati.

Kalau ada dari kalian yang bertanya, bagaimana anak-anak kami bisa mendapatkan akses terhadap berita-berita viral tersebut? Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah dari akses paket internet cepat. Yes, akses internet memang membawa dampak terjadinya banjir informasi, termasuk pada anak-anak.

Kami adalah pasangan yang bekerja dari rumah. Pekerjaan kami membutuhkan paket internet cepat. Saya yang seorang content creator dan suami yang berprofesi sebagai retained designer membutuhkan akses internet yang kencang dan mumpuni di rumah. Dengan sarana akses internet tersebut kami menggali cuan dan menghidupi keluarga.

Namun tidak bisa dipungkiri, efek sampingnya bagi anak-anak adalah mereka akan lebih leluasa mendapat akses yang sama seperti kami. Paket internet cepat dari IndiHome yang kami pakai adalah paket 3P, di mana setiap paketnya sudah dilengkapi dengan akses internet, TV cable dan telepon rumah. Jadi mereka pun bisa menggunakan akses internet tanpa batas, tak jarang turut terpapar berita dari televisi ketika menemani akungnya menonton TV saat makan.

paket internet cepat

Mohon dimaklumi, namanya ibu-ibu seneng kalau ada paketan murah. Lumayan, paket internet unlimited untuk bekerja menggali cuan, akses bebas yang bisa dipakai anak-anak, masih bonus TV cable dan telepon rumah untuk mertua agar tetap bisa bersilaturahim dengan kerabat dan sahabatnya. Yang paketan model begini pasti bikin seneng kan? Bayarnya terjangkau pula.

Batasan Dalam Diskusi, Perlukah?

Apakah kami menyesal dengan luasnya akses internet yang tersedia di rumah? Tentu saja tidak. Seperti pisau, jika tahu bagaimana cara menggunakannya, maka akses internet cepat pun bisa sangat bermanfaat. Banjir informasi yang dialami bocah, kami imbangi dengan memberikan kebebasan berdiskusi tanpa penghakiman. Diskusi inilah yang akan menjadi pondasi bagi mereka memilih dan memilah informasi-informasi yang masuk. Melalui proses diskusi mereka akan berlatih menyaring secara mandiri mana yang baik bagi mereka dan mana yang buruk.

Pernah seorang teman bertanya, apakah kami pernah menghindari topik-topik tertentu yang belum tentu dipahami oleh anak. Tahukan anak-anak itu batas pemahamannya masih cukup sempit? Tapi kami tidak pernah memberi batasan ruang diskusi. Topik apapun, sesensitif apapun boleh menjadi bahan diskusi. Tentu jawaban-jawaban dan pertanyaan yang kami berikan masih tetap sebatas pemahaman anak-anak.

Misalnya ketika anak-anak bertanya tentang perang antara Rusia dengan Ukraina, kami tidak mungkin memberikan penjelasan detail tentang rumitnya politik antara dua negara. Kami memberikan pemahaman menggunakan analogi yang bisa diterima oleh dunia anak-anak. Seiring waktu tingkat pemahaman mereka akan bertambah, pertanyaan mereka akan semakin detail dan kritis.

Kami berprinsip menjawab pertanyaan anak hanya sebatas yang ditanyakan saja. Jikalau diskusi melebar ke mana-mana, biarkan anak-anak yang membawanya menjadi lebar. Jika dirasa perlu untuk disangkutkan ke hal-hal yang lebih krusial dan penting, kami memilih pola diskusi yang halus, agar anak-anak tidak merasa sedang dinasihati.

mendidik anak berpikir kritis

Mendidik anak perempuan konon katanya sama seperti mendidik seluruh peradaban manusia. Karena dari perempuanlah lahir generasi-generasi berikutnya. Perempuan juga menjadi pendidikan pertama untuk sebuah peradaban. Karena itu penting banget membangun budaya agar perempuan memperoleh kemerdekaannya, bisa memiliki pikiran luas dan terbuka.

Beruntung kita hidup di zaman digital, dimana akses untuk memperoleh pendidikan yang setara mudah didapatkan. Zaman di mana paket internet cepat ada di mana-mana. Seperti layanan Telkom group yang menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Maka beruntunglah jika akses IndiHome ada di tempat kalian. Itu lah saat di mana kebebasan yang sebenarnya ada di dalam genggaman.

Ketika itu kita memiliki kebebasan bertransaksi, belanja, membaca berita, bertamasya, bersua wajah, tanpa perlu ke luar rumah. Bahkan dengan mengenakan seragam daster dan gegoleran dari tempat tidur kita bisa keliling dunia, mendengar berita dan bertransaksi dengan orang dari ujung dunia sekalipun. Yuk, berikan pondasi literasi yang kuat pada anak-anak kita, termasuk anak perempuan. Pondasi bisa dibangun mulai dari obrolan dan diskusi di meja makan.

Saat sedang khusuk menulis cerita ini, lamunan mendadak buyar ketika terdengar teriakan Si Ayah “Buuund, IndiHome nya sudah dibayar belum sih? Kok ini internetnya mati? aku gak bisa login email.” Aku merutuk dalam hati, waduuuh iya lupa.
Omelan masih berlanjut “Bayar gak harus pergi ke bank aja kok masih lupa…!”
Hiks… iyaaa maaf!

Menjadi Orang Tua Cerdas Literasi Digital Dengan Fortune Indonesia

Menjadi Orang Tua Cerdas Literasi Digital Dengan Fortune Indonesia

Mama mertua datang tergopoh-gopoh, mengetuk pintu kamar, membawa ponsel pintarnya. Dengan panik beliau bertanya, benarkah beras akan dikenakan PPN? Pada waktu itu memang sedang marak berita tentang beberapa sembako yang akan dikenakan PPN. Mama mertua panik, kalau beras kena PPN, itu berarti pengeluaran bulanan akan meningkat. Beliau mengkhawatirkan kondisi keuangan kami yang biasanya membantu membeli kebutuhan beras untuk di rumah mertua.

Kemudian saya tunjukkan kepada beliau link berita di Fortune Indonesia tentang skema kenaikan PPN untuk sembako dan pendidikan. Saya jelaskan bahwa jenis-jenis sembako yang dikenakan PPN adalah sembako premium, seperti beras yang premium, daging kelas premium, yang konsumsinya untuk kalangan menengah ke atas, bukan beras yang dijual di pasar yang biasa kami beli.

Generasi baby boomer seperti mama mertua ini memang rentan terkena hoax. Setiap berita yang dibagikan ke grup whatsapp, banyak yang langsung percaya dan kembali membagikannya ke orang lain tanpa melalui proses saring dan konfirmasi. Ditambah lagi jika berita yang disebar dibumbui nama-nama atau foto orang terkenal, meski tanpa sumber berita yang kredibel, berita langsung disebar begitu saja.

Akibatnya tentu saja banyak lansia yang akhirnya menjadi korban hoax, kebencian bahkan ada yang hingga masuk jalur hukum seperti yang marak terjadi pada masa kampanye pemilihan presiden beberapa tahun lalu. Banyak dari kaum lansia yang tidak mendapatkan pelajaran tentang literasi digital dan bahaya hoax. Mereka belum tahu bagaimana caranya mendapatkan sumber berita yang kredibel.

Orang Tua Wajib Cerdas Literasi

Menjadi orang tua yang cerdas literasi digital adalah sebuah keharusan, karena rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan masyarakat yang kritis-kreatif. Menumbuhkan masyarakat yang kritis-kreatif ini penting untuk menjaga dari berkembangnya bahaya hoax. Menjadi cerdas literasi digital juga dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi revolusi industri 4.0

Orang tua harus melakukan pengawasan terhadap aktivitas dunia maya yang dilakukan oleh orang-orang di rumah. Orang tua selayaknya tahu media sosial, website, dan aplikasi apa saja yang digunakan oleh anggota keluarga. Untuk membentengi mereka dari bahaya hoax, orang tua juga harus mengajarkan cara mengecek sebuah berita dan mencari sumber berita yang kredibel.

Menjadi orang tua yang cerdas literasi digital tidak ada ruginya. Dengan paham bagaimana berperilaku di dunia maya dan memanfaatkan segala kemudahannya, bukan hanya menyelamatkan keluarga dari bahaya hoax, tetapi juga dapat menambah pundi-pundi pemasukan bagi keluarga.

Jangan salah, tidak hanya memanfaatkan aplikasi-aplikasi merchant online untuk menambah pemasukan, kita juga dapat mencari ilmu sebanyak-banyaknya tentang dunia bisnis dan investasi. Saat ini, investasi adalah jalan ninja bagi para ibu rumah tangga dalam menyelamatkan sisa-sisa uang belanja, agar tak hanya menjadi tumpukan barang tak berguna tetapi bisa menjadi dana yang hidup dan berkembang di dunia investasi.

Menjadi cerdas finansial adalah salah satu jalan ninjaku dalam mengelola keuangan keluarga. Berita-berita bisnis dan perkembangan investasi menjadi salah satu artikel-artikel bergizi yang aku baca setiap hari. Dari berita-berita inilah aku tahu bahwa kata “investasi” bukan lagi menjadi milik kaum berduit besar, tetapi bisa menjadi dekat kepada siapa saja, termasuk ibu rumah tangga berdaster sepertiku.

Apakah kalian percaya bahwa dari sisa-sisa uang belanja kita, kini bisa digunakan untuk berinvestasi emas batangan, reksadana, saham atau bahkan bitcoin yang saat ini sedang menjadi tren. Untuk menjadi ibu berdaster yang seperti itu, kalian harus banyak-banyak mengkonsumsi berita-berita bisnis dan investasi yang kredibel. Untuk menjaga nilai saham yang kalian miliki, jangan lupakan juga konsumsi berita-berita perkembangan ekonomi terkini.

Cerdas Memilih Media Untuk Dibaca

Membaca berita harus jelas berasal dari sumber yang kredibel. Perhatikan baik-baik tautannya. Jika termasuk website berita baru, pelajari kolom profil dan kontak pembuat situsnya. Jika perlu cari tahu orang-orang yang berada di balik situs berita tersebut.

Memilih berita yang kredibel memang dibutuhkan kehati-hatian, utamanya di zaman yang serba mudah seperti sekarang ini. Siapa saja bisa dengan mudah membuat situs baru yang menyerupai situs-situs berita kredibel. Siapa saja bisa membuat situs berita atau channel-channel baru untuk menyebarkan informasi. Namun jika orang-orang yang berada di balik layar belum diketahui kompetensinya, maka ada baiknya untuk lebih berhati-hati.

Kalau kalian mencari berita seputar dunia bisnis, investasi, dan finansial yang terpercaya, coba saja buka Fortune Indonesia. Fortune Indonesia merupakan media ekonomi dan sumber informasi bisnis yang terpercaya. Siapa sih yang tidak mengenal betapa legendarisnya majalah Fortune? Rasanya seluruh dunia pun sudah mengenal Majalah Fortune.

Fortune Indonesia, Media Ekonomi Dan Bisnis Terpercaya

Nah, sejak tanggal 8 Agustus 2021 kemarin, Majalah Fortune sudah hadir di Indonesia. Majalah Fortune Indonesia akan menjadi penyedia perspektif yang mendalam seputar dunia bisnis, finansial, teknologi, dan pasar. Dibawa oleh IDN Media, Fortune Indonesia akan menjadi pioneer dalam media digital yang memiliki ketajaman informasi dan penulisan yang berbeda. Dengan menyesuaikan iklim yang ada di IDN Media, Fortune Indonesia tentu saja akan memiliki standar akurasi, keseimbangan informasi, dan transparansi terbaik di kelasnya.

Ada Winston dan William Utomo di balik Fortune Indonesia. Untuk yang belum kenal, Winston Utomo adalah CEO IDN Media yang pernah masuk kedalam daftar 30 Under 30 Asia Forbes pada tahun 2017. IDN Media sendiri adalah salah satu perusahaan start up yang mendapat pendanaan Google Launchpad Accelerator sebesar 50 ribu dolar dan pendanaan seri A dari North Base Media, pendanaan seri B dari GDP Venture, East Ventures serta MNM Creative. IDN Media merupakan punggawa bagi media untuk kaum generasi milenial dan Gen Z.

Dengan bergabungnya Fortune Indonesia ke dalam IDN Media, akan menjadi salah satu perwujudan nyata dalam memberikan akses menuju jurnalisme bisnis dengan kualitas terbaik dan terpercaya. Nantinya Fortune Indonesia juga akan memberikan Fortune rankings untuk Indonesia, seperti Fortune 100, Fortune 40 Under 40, Fortune’s Greatest Leaders, dan lain-lain. Buat kalian pembaca majalah Fortune tentu sudah akrab dengan Fortune rankings yang melegenda itu bukan?

Fortune sendiri sebelumnya lahir di New York pada tahun 1929. Fortune lahir di tengah krisis Malaise dan terpuruknya ekonomi global. Masa itu banyak diingat karena peristiwa jatuhnya bursa saham New York mencapai puncaknya. Kondisi saat itu menghancurkan banyak ekonomi negara di dunia. Sektor industri dan bisnis terpuruk.

Fortune membawa angin segar dan harapan baru bagi dunia ekonomi dan bisnis pada masa itu. Demikian juga Majalah Fortune Indonesia yang hadir di saat pandemi, di tengah ekonomi dunia yang sedang terpuruk lesu. Pandemi menghancurkan sektor pariwisata pada khususnya dan sektor bisnis pada umumnya. Dengan lahirnya Fortune Indonesia inilah diharapkan mampu membawa angin segar perubahan bagi dunia bisnis dan ekonomi. Dengan hadirnya Majalah Fortune Indonesia diharapkan dapat membangkitkan kembali gairah bisnis di tengah pandemi.

Belajar Pemasaran Digital Bersama Blogger Crony Community dan XL Sisternet

Belajar Pemasaran Digital Bersama Blogger Crony Community dan XL Sisternet

Teknologi semakin maju. Sekarang semua serba online. Dari atas tempat tidur dengan seragam daster kesayangan, perempuan bisa melakukan segalanya, mulai dari belanja sayur, menyediakan isi meja makan, beberes rumah, spa di rumah, melakukan kegiatan perbankan, bahkan hingga jualan dan meraup rupiah.

Dari gawai di genggaman tangan, perempuan bisa melakukan banyak hal. Karena itu, meski lahir di zaman kolonial, perempuan wajib melek teknologi. Kalau dulu teman saya pernah bilang “jadi perempuan kalau gak bisa naik motor, gak bisa kemana-mana.” Kalau sekarang saya bisa bilang, kalau mau kemana-mana ya tinggal panggil ojek online, apa susahnya? Dari rumah pun saya bisa tahu tentang banyak hal yang terjadi di luar sana. Thank to Technology!

Demi mewadahi perempuan agar melek teknologi inilah, XL melalui program Sisternet berkolaborasi dengan Blogger Crony Community (BCC) mengadakan pelatihan pemasaran digital. Menggandeng 2 narasumber yang kompeten di bidangnya, XL Sisternet dan BCC mengajak para perempuan yang memiliki usaha UKM untuk bisa Go Online. Ada mbak Rizki Hapsari pemilik koleksikikie dan mbak Wardah Fajri founder Digital Kreativ Hub, 2 narasumber cantik ini mengajak peserta untuk mendobrak mindset dan mengajak perempuan untuk ikut berkenalan dengan teknologi digital.

Dengan UKM Go Online, diharapkan para perempuan bisa membantu ekonomi keluarga dan memasarkan produknya lebih luas. Bertempat di BATIQA Hotel yang menyediakan ruang workshop nyaman dan makanan yang enak, membuat peserta makin bahagia dan kenyang lahir batin.

Pemasaran Digital

Pemasaran digital adalah usaha untuk memasarkan produk atau jasa menggunakan teknologi digital termasuk internet. Pemasaran digital bisa dilakukan melalui beberapa media, termasuk di antaranya menggunakan sosial media. Sosial media menjadi salah satu sarana yang ampuh dalam melakukan pemasaran digital karena memiliki pengguna yang cukup besar.

Pemasaran digital menggunakan sosial media bisa menjangkau konsumen lebih luas. Dengan pemasaran digital juga memungkinkan menyasar konsumen dengan kriteria yang lebih spesifik. Strategi pemasaran digital ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan bisa dilakukan dari mana saja. Tidak harus berkantor mentereng, pemasaran digital bahkan bisa dilakukan dari rumah dengan gawai di tangan.

Yang perlu dan penting untuk dilakukan dalam pemasaran digital adalah mengenali jenis produk dan jasa yang akan kita pasarkan dan mengenali kriteria konsumen yang akan menjadi pelanggan produk kita. Produk dan jasa yang akan dijual bukan hanya sekedar ktia tahu dan kenal, menurut mbak Rizki “jual hal yang kita sukai!” Kalau kita sendiri tidak suka memakainya atau mengkonsumsinya, bagaimana kita bisa mengharap orang lain untuk mau membeli produk kita.

Mengenal calon konsumen yang akan menjadi pelanggan kita juga tak kalah pentingnya, agar kita tahu kepada siapa saja produk tersebut cocok untuk dijual. Menurut hasil penelitian yang dilansir The Asian Parent 99% pengambil keputusan adalah perempuan. Itu kenapa, perempuan juga selayaknya piawai menggunaka teknologi terkini agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Agar pemasaran digital lebih efektif menyasar pelanggan, kenali waktu-waktu paling potensial pengunjung sosial media kita. Hal tersebut mungkin dilakukan jika kita menggunakan fitur bisnis pada sosial media. Fitur bisnis menyediakan diagram laporan tentang penggunaan profil sosial media kita. Dari diagram laporan tersebut akan terlihat hari apa saja, jam berapa saja pengguna paling sering mengunjungi sosial media kita. Dari diagram juga kita bisa tahu range usia dan gender pengunjung sosial media kita.

Jika ingin mulai merambah pasar digital, perbaiki juga profil digital kita. Untuk membentuk branding usaha, dibutuhkan konsistensi. Konsisten memang berat, Sist! Tapi itu wajib dilakukan jika ingin berhasil dalam bidang apapun, termasuk pemasaran digital. Usahakan tiap hari minimal ada 1 unggahan foto produk atau jasa. Yang paling penting dan utama, jangan sekali-sekali melakukan spam foto atau pesan online.

Jaga interaksi dengan pelanggan agar selalu kondusif, seperti kita ingin diperlakukan ketika membeli sesuatu. Manfaatkan tagar-tagar yang sesuai dengan produk dan jasa yang kita tawarkan. Jaga tampilan sosial media kita agar fokus pada jualan. Jangan sekalipun digunakan untuk sarana nyinyir atau menebar hoaks. Hal tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap usaha kita.

Jadi, apakah kalian sudah siap GO ONLINE?

Seminar Bergizi di Ruang Seminar Yang Nyaman

Seminar Sisternet UKM GO ONLINE tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan ruang seminar yang nyaman dan hidangan yang lezat. Ruang seminar yang nyaman di tengah kota Surabaya ini mudah dijangkau. Bertempat di HOTEL BATIQA yang terletak di Jalan Darmo Kali, memiliki 3 ruang seminar di lantai 3 dan 1 ruang pertemuan di foyer lantai atas.

Image diambil dari www.batiqa.com

Ruang seminar tersebut bisa disewa untuk digunakan sebagai ruang meeting atau workshop. Selain tempatnya yang nyaman, BATIQA Hotel juga menyediakan fasilitas yang lengkap, seperti tata suara yang mumpuni, layar proyektor yang lebar dan technical support yang ramah dan tanggap yang siap membantu suksesnya acara kita.

Tak perlu khawatir kelaparan, sewa ruang seminar di BATIQA Hotel juga bisa satu paket dengan konsumsi, mulai dari coffee break, breakfast, lunch maupun dinner. Restoran Fresqa Bistro yang terletak di lantai 2 menyediakan paket makan sesuai dengan budget yang kita miliki. Menu makanannya pun lezat dan lengkap, mulai dari menu khas Indonesia hingga menu khas eropa dan timur tengah. Tinggal pilih sesuai selera dan kebutuhan.

Mau mengundang narasumber dari luar kota? Tak perlu susah cari penginapannya, BATIQA Hotel menyediakan kamar yang nyaman dengan pemandangan tengah kota Surabaya yang adem. Tipe kamar superior hingga family room dengan harga budget hotel. Letak hotel yang ada di tengah kota Surabaya, menjadikannya ideal untuk menjangkau banyak destinasi menarik di kota Surabaya.

Sekedar tanya atau mau tahu lebih lengkap tentang BATIQA Hotel bisa kunjungi sosial medianya di Instagram @batiqahotelsurabaya. Selamat berakhir pekan!

Curhat Tentang Literasi Yang Sebatas Panggung

Curhat Tentang Literasi Yang Sebatas Panggung

Tulisan ini murni berisi curhatan tentang program literasi yang terlihat di sekitar saya lengkap dengan keresahan yang saya rasakan. Kalaupun di dalamnya berisi saran dan kritik, ini semata karena saya ingin berkontribusi untuk kemajuan lingkungan. Tidak ada maksud menjelekkan atau merendahkan pihak lain.

Dimulai dari keresahan yang merambati dada, ketika saya diminta tolong untuk mendongeng dalam rangka penilaian lomba program literasi. Apa yang saya lihat, berbeda dengan apa yang dipresentasikan. Apa yang dipresentasikan agak jauh dari dunia literasi itu sendiri. Lomba literasi masih sebatas panggung polesan demi mendapat piala.

Saya cukup mengapresiasi penjurian yang berlangsung dadakan. Dengan penjurian dadakan akan meminimalisir pembuatan “panggung” oleh para panitia. Program literasi yang tidak benar-benar berjalan di suatu wilayah, akan nampak terlihat. Meminimalisir hal seperti ini penting, agar program literasi bukan sekedar wacana.

APA SIH LITERASI ITU?

Literasi sendiri menurut kamus Merriam-Webster adalah berasal dari bahasa latin “literature” yang berarti kemampuan melek aksara. Dalam pengembangannya literasi berarti kemampuan mengenali dan menyampaikan ide dalam bentuk tulisan maupun gambar. Kemampuan ini melibatkan kemampuan membaca, menulis dan memecahkan masalah.

Dalam pengembangannya kemampuan literasi juga dikaitkan dengan dunia digital, yaitu kemampuan memanfaatkan teknologi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Karena itu seiring berkembangnya zaman, muncullah profesi-profesi baru seperti, content creator, youtuber, Vlogger, Blogger, maupun web designer. Dunia profesi berkaitan dengan digital literasi ini akan terus berkembang sesuai kebutuhan zaman.

Program Literasi Bukan Sekedar Panggung

Program literasi yang dicanangkan pemerintah sesungguhnya program yang sangat jitu untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk mulai MEMBACA dan BELAJAR. Pemerintah bahkan sangat mengikuti perkembangan zaman, terbukti dengan banyaknya seminar “Literasi Digital”. Saya sendiri pernah menjadi narasumber di sebuah universitas negeri, membantu memberikan sedikit ilmu tentang dunia konten.

Mirisnya ketika terjadi di wilayah sekitar, saya belum mampu memberikan apa-apa. Bahkan saya melihat betapa pemangku kepentingan sangat miskin literasi itu sendiri. Budaya lomba dengan menampilkan drama yang kelihatannya indah, meskipun tak seindah kenyataan sangat membuat hati saya tercabik. Apa yang ada, tak benar-benar diterapkan.

Bagi saya literasi bukan sekedar panggung. Literasi adalah sebuah budaya. Karena itu menanamkannya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hasilnya baru akan terlihat nyata beberapa tahun ke depan. Literasi adalah tentang membiasakan manusia untuk belajar, untuk membaca, menulis dan menyelesaikan masalah dengan kemampuan yang dimilikinya. Mungkin tidak mudah, tetapi BISA untuk dilakukan. Membudayakan sesuatu adalah sebuah perjalanan panjang.

Budaya Literasi Dimulai dari mana?

Budaya literasi bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terkecil, keluarga. Budaya literasi harus ditanamkan ke semua kalangan, anak-anak, orang tua bahkan hingga lansia. Tak perlu beralasan kalau tidak memiliki hobi membaca. Karena MEMBACA BUKANLAH HOBI, tetapi MEMBACA ADALAH KEBUTUHAN. Apakah tidak ada orang yang membaca peta petunjuk jalan? Apakah tidak ada orang yang membaca label harga di supermarket? Apakah tidak ada yang membaca bahan dan resep masakan untuk yang mengaku hobi memasak? Apakah tidak ada yang membaca papan tulisan toilet untuk mereka yang hobi blusukan ke mall? Semua butuh MEMBACA, karena itu membaca bukanlah sekedar HOBI.

Pun demikian dengan literasi di lingkungan keluarga. Biasakanlah untuk membaca ketika di rumah. Anda memegang gadget setiap hari selama 10 jam adalah bagian dari membaca. Yang perlu dilakukan adalah, ubahlah tradisi membaca di gadget anda menjadi tradisi yang berdaya guna. Misalnya, install aplikasi LET’S READ di gadget yang biasa dipegang putra-putri anda. Aplikasi ini berisi buku-buku cerita digital khusus untuk anak-anak dan berbahasa Indonesia. Mudah bukan?

Jadi di mana saja, anda bisa mengajak si kecil untuk membaca cerita dari gadget. Cerita anak tidak panjang. Anda hanya butuh waktu 5-10 menit untuk membacakannya. 5-10 menit dari 10 jam waktu anda memegang gadget khusyuk di sosial media, namun manfaatnya bisa anda bawa hingga seumur hidup anak-anak. Lebih bermanfaat mana? Apakah masih keberatan juga meluangkan waktu 5-10 menit untuk membacakan cerita anak dari gadget?

Hal sederhana ini bisa diterapkan di semua keluarga. Tidak ada lagi alasan tidak punya buku, atau buku anak mahal. Karena dari gadget yang ada di tangan, anda bisa membacakan cerita untuk anak-anak. Bukan sekedar bermain games atau khusyuk di sosial media.

BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH

Budaya literasi juga bisa dirintis di sekolah. Saya cukup bahagia ketika mendapati sekolah anak saya memiliki perpustakaan, dan seminggu sekali setidaknya anak-anak wajib datang ke perpustakaan untuk membuat review atau ringkasan cerita dari 1 buku yang dipinjamkan. Ini wajib dan masuk ke dalam jadwal pelajaran. Bangga dan senang? Tentu saja. Ini tentu karena pembuat programnya tahu benar bahwa benih kebiasaan seperti ini perlu dipupuk. Tinggal penerapan di lapangan yang harus sesuai dengan programnya.

Untuk sekolah anak usia dini, bisa dimulai dengan program READ ALOUD. Program ini mulai trend dan menggema akhir-akhir ini. Program membaca keras ini bisa dilakukan guru dengan membacakan satu cerita untuk murid-muridnya. Program ini bisa dijadwalkan minimal seminggu sekali atau sesering yang disuka sekolah. Semakin sering, tentu semakin bagus. Percayalah, apapun reaksi anak-anak, sesungguhnya mereka suka mendengar cerita dan dongeng. Toh program seperti ini tidak membutuhkan waktu lama, karena berkaitan dengan kemampuan fokus anak yang masih rendah. Agar tidak cepat bosan, bacakan cerita singkat namun menarik.

BUDAYA LITERASI BISA DIMULAI DI MANA SAJA.

Percayalah, budaya literasi bisa dimulai di mana saja. Ada banyak permainan yang dikembangkan oleh para pegiat literasi yang bisa dimainkan di lingkungan rumah. Ada permainan ular tangga dan engklek yang dikembangkan oleh WATIK IDEO yang sudah berpadu dengan literasi yang bisa dimainkan di lingkungan rumah. Watik Ideo juga membuat poster tentang perlindungan diri yang bisa ditempel di sekolah, rumah atau di playground anak.

Tak hanya berhenti di situ, budaya literasi juga bisa dikembangkan dengan mengajak para orang tua membuat mainan dari barang bekas yang bisa dijadikan sebagai alat bercerita kepada anak-anak. Bersama teman-teman dari #BikinBikinDiTaman Surabaya, saya pernah belajar membuat proyektor dari kardus, story wheel, shadow puppet, Panggung boneka, marrionette, dan masih banyak lagi. Susah? Tidak kok. Saya yang kemampuan menggunting lurusnya selalu dapat nilai 5 saja berhasil, apalagi anda yang memiliki kemampuan motorik halus yang luar biasa keren. Pasti bisa!

Literasi di kalangan lansia bisa dimulai dengan menggandeng para pegiat literasi untuk memberikan bimbingan dalam mengenali hoaks. Ada banyak hoaks yang tersebar dan sering kita dapat justru dari group whatsapp keluarga, atau group whatsapp alumni yang berisi para sesepuh dan orang lanjut. Ini penting untuk mencegah terpaparnya hoaks-hoaks. Hoaks jangan hanya dikaitkan dengan kepentingan politik, tetapi di kalangan lansia ini banyak beredar hoaks-hoaks kesehatan. Sedih bukan kalau ada orang tua kita yang terpapar hoaks kesehatan, bukannya mendapat manfaat malah justru membahayan kesehatan. Kalau sudah begini, siapa yang rugi?

Memberikan wadah bagi lansia untuk mengembangkan ketrampilan dan hobinya, lalu menyalurkannya melalui dunia digital seperti pengembangan UKM berbasis digital juga menjadi bagian dari dunia literasi. Kalau orang tuanya sibuk mengisi waktunya sesuai hobi seperti memasak, melukis atau bahkan mengaji, tentu akan mengurangi paparan hoaks. Lingkungan tempat tinggal yang kondusif dalam literasi memang harus dibangun dimulai sedini mungkin, pelan-pelan dan pasti membutuhkan waktu. Karena literasi adalah tentang budaya, bukan sekedar panggung polesan demi piala!